RSS

Menjaga dan melindungimu


Aku tahu bahwa mungkin kautidak pernah suka diperlakukan seperti anak kecil, seperti tahanan kota yang dijejeri banyak pertanyaan hanya karena melangkah ke suatu tempat. Aku tahu mungkin kau muak dengan caraku yang tak bisa disaring oleh logikamu, ketika pria-pria lainnya bebas berpergian kemanapun, tapi aku selalu menahanmu untuk melangkah ke tempat manapun, hanya karena aku tak bersamamu saat kauingin bebas berpergian

Inilah caraku melindungimu. Cara yang mungkin tak pernah kauinginkan dan kauharapkan. Mengekangmu terlalu dalam dan membatasi lingkungan sosialisasimu. Mengaturmu layaknya bayi kecil yang tidak boleh kemana-mana tanpa seorangpun yang menemaninya. Dengan begitu gilanya, aku mengkhawatirkanmu, padahal kutahu kaubisa melindungi dirimu sendiri, kaubisa membela dirimu tanpa harus menyertai aku dalam pembelaanmu

Aku terlalu rajin jika harus bertanya siapa saja wanita yang menghubungimu setiap menit. Siapa saja wanita yang mencoba mendekatimu setiap jam, dan siapa saja wanita yang mengomentari status jejaring sosialmu setiap harinya. Mungkin kaumerasa sangat amat risih dengan tindakanku yang terkesan menjijikan, layaknya koruptor yang takut kehilangan milyaran hartanya, layaknya ibu rumah tangga yang sangat menyayangi buah hatinya

Aku selalu curiga dengan semua perkataanmu. aku selalu tak percaya dengan semua pernyataanmu. Jangan berpikir bahwa kauadalah pihak yang paling tersiksa. Jujur, aku sendiri juga tersiksa ketika harus memperlakukanmu seperti penjahat kelas kakap yang harus dipaksa terlebih dahulu baru dia akan mengakui segala perbuatannya. Aku tahu, bahwa kautidak mungkin membohongiku, bahwa perkataanmu pasti dapat dibuktikan

Kauselalu memintaku untuk menjelaskan dasar dari perbuatanku yang membuatmu risih dan jera. Cemburu buta itu tak pernah berdasar, sedangkan posesif tak pernah butuh logika agar sibuk bekerja pada bagiannya. Ya! kausering menyamakanku dengan beberapa wanita yang "dulu" sempat membuatmu bahagia

Dengan segala keterbatasan dan kemampuanku. Detik ini, bisakah kaumengerti sedikit saja? Bahwa aku memiliki banyak kelebihan, tapi satu kekuranganku yang tak kausuka adalah melindungimu dengan cara yang salah. Tapi aku selalu berharap bahwa aku tak akan pernah mencintaimu dengan cara yang salah

Pemendaman ku


Dengarlah bait demi bait titian kata ini
Terkadang, aku sama sekali tak mampu menilik pada bilik mana engkau tinggal. Hingga sampai saat ini tak kutemui juga dirimu. Entah pada titik mana aku masih mampu mengeja kehadiranmu. Mampuku hanya mengadu pada Rabbku, kapan kita hendak bersua? Lalu kuselipkan doa-doa panjang untukmu di setiap sujud. Meski tak kuketahui betapa rupawannya dirimu. Semoga kelak aku menjadi orang yang beruntung saat bisa mendampingimu

Hanya padaNya lah segala harapan kan terselip. Selalu kutitipkan salam rindu pada sang bayu. Entah kan sampai padamu atau tidak. Semoga aku masih tetap mampu mengeja perasaan. Agar segalanya tetap bisa berlaku normal, termasuk hatiku yang merindumu. Pernah kusampaikan pada rintik hujan yang sesaat mengerling ke arahku, betapa aku inginkan syahdunya kita saat bisa menatap reruntuhan awan yang menjadikannya gerimis. Lalu sesaat hanya kutemui diriku masih sendiri di sini, menatap mendung yang menghadirkan redup. Semoga asaku tak redup untuk menunggumu

Pada masa penantian, tentu engkau tahu. Betapa sulit semua kulalui sendirian. Menantimu membawa setangkup niat suci ke hadapan ayahanda. Untuk memindahkan tanggung jawab atasku dari ayahanda ke pundakmu. Pernah kubayangkan saat-saat paling menakjubkan itu menghampiriku. Semua tak lantas kandas. Aku menyimpannya rapat dalam sebait doa, lantas kukirimkan padaNya

Allah tahu seberapa jauh perjuangan kita untuk bertemu dalam sepetak harapan suci. Semoga Allah mudahkan segalanya. Tak terkecuali untuk sebuah semangat di jalan dakwah. Terkadang ingin sekali ku menikah di jalan dakwah. Bersamamu terus menghidupkan ruh-ruh Islam untuk semesta. Melahirkan generasi pengusung peradaban. Semoga Allah merangkul kita selalu

Kelak, akan kau temui seorang aku. Jika kau sempat mampir di beranda ini, jangan kau kaget. Surat ini kutulis khusus untukmu. Dalam sesaknya rindu. Kau pernah bukan merasakan rindu, tapi tak tahu hendak kau sampaikan pada siapa rindu itu. Ya rinduku ini padamu. Pada engkau yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Meski tak kuketahui sekarang ini, biarlah, tak apa. Aku ikhlas dalam penantian ini

Aku selalu berdoa yang sama padaNya. Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang selalu mencintaiMu. Agar bertambah rasa cintaku padaMu. Karena kutahu, engkaupun hanya titipan dariNya. Yang sewaktu-waktu bisa Dia ambil kapan saja. Jadilah tetap Allah sandaranmu, bukan aku. Kelak ku ingin menjadi penyejuk jiwamu dalam taat, dan dalam jalan cinta menujuNya

Kepadamu sang jodohku
Aku selalu berharap kita kan bertemu suatu saat na
nti
Copyright 2009 My Inspiration. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates