RSS

Pemendaman ku


Dengarlah bait demi bait titian kata ini
Terkadang, aku sama sekali tak mampu menilik pada bilik mana engkau tinggal. Hingga sampai saat ini tak kutemui juga dirimu. Entah pada titik mana aku masih mampu mengeja kehadiranmu. Mampuku hanya mengadu pada Rabbku, kapan kita hendak bersua? Lalu kuselipkan doa-doa panjang untukmu di setiap sujud. Meski tak kuketahui betapa rupawannya dirimu. Semoga kelak aku menjadi orang yang beruntung saat bisa mendampingimu

Hanya padaNya lah segala harapan kan terselip. Selalu kutitipkan salam rindu pada sang bayu. Entah kan sampai padamu atau tidak. Semoga aku masih tetap mampu mengeja perasaan. Agar segalanya tetap bisa berlaku normal, termasuk hatiku yang merindumu. Pernah kusampaikan pada rintik hujan yang sesaat mengerling ke arahku, betapa aku inginkan syahdunya kita saat bisa menatap reruntuhan awan yang menjadikannya gerimis. Lalu sesaat hanya kutemui diriku masih sendiri di sini, menatap mendung yang menghadirkan redup. Semoga asaku tak redup untuk menunggumu

Pada masa penantian, tentu engkau tahu. Betapa sulit semua kulalui sendirian. Menantimu membawa setangkup niat suci ke hadapan ayahanda. Untuk memindahkan tanggung jawab atasku dari ayahanda ke pundakmu. Pernah kubayangkan saat-saat paling menakjubkan itu menghampiriku. Semua tak lantas kandas. Aku menyimpannya rapat dalam sebait doa, lantas kukirimkan padaNya

Allah tahu seberapa jauh perjuangan kita untuk bertemu dalam sepetak harapan suci. Semoga Allah mudahkan segalanya. Tak terkecuali untuk sebuah semangat di jalan dakwah. Terkadang ingin sekali ku menikah di jalan dakwah. Bersamamu terus menghidupkan ruh-ruh Islam untuk semesta. Melahirkan generasi pengusung peradaban. Semoga Allah merangkul kita selalu

Kelak, akan kau temui seorang aku. Jika kau sempat mampir di beranda ini, jangan kau kaget. Surat ini kutulis khusus untukmu. Dalam sesaknya rindu. Kau pernah bukan merasakan rindu, tapi tak tahu hendak kau sampaikan pada siapa rindu itu. Ya rinduku ini padamu. Pada engkau yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Meski tak kuketahui sekarang ini, biarlah, tak apa. Aku ikhlas dalam penantian ini

Aku selalu berdoa yang sama padaNya. Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang selalu mencintaiMu. Agar bertambah rasa cintaku padaMu. Karena kutahu, engkaupun hanya titipan dariNya. Yang sewaktu-waktu bisa Dia ambil kapan saja. Jadilah tetap Allah sandaranmu, bukan aku. Kelak ku ingin menjadi penyejuk jiwamu dalam taat, dan dalam jalan cinta menujuNya

Kepadamu sang jodohku
Aku selalu berharap kita kan bertemu suatu saat na
nti

0 Comment:

Copyright 2009 My Inspiration. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates